Play, Eat, Shop

1/04/2013

SURAT BUAT SANG ADAM

Adam...
Aku hanyalah seorang Hawa yang tercipta dari tulang rusukmu yang bengkok, jadi tidak heran jika aku senantiasa menginginkan bimbingan darimu.

Adam...
Maha suci Allah yang mentakdirkan kaumku lebih banyak dari kaummu di akhir zaman. Jika sebaliknya kaummu yang melebihi kaumku, niscaya merahlah dunia karena darah manusia, kacau balau karena sesama Adam memperebutkan Hawa.

Adam...
Bukan karena Allah yang memperbolehkan dirimu beristri lebih dari satu yang buatku bimbang, juga bukan karena ketampananmu yang membuatku mabuk kepayang. Aku tau sejak dulu bahwa Hawa mesti tunduk ketika menjadi istrimu. Namun terasa berat  aku menyatakan isi hati yang sebenarnya

Adam...
Kau diberi amanah untuk mendidikku, kau diberi amanah untuk menjagaku, memperhatikan, dan mengawasiku agar selalu senantiasa dalam ridha Allah.

Adam...
Kenyataan yang terjadi pada kaumku kini banyak yang menyimpang dan mendurhakai kamu dari jalan yang di tetapkan. Allah menghendaki kami tinggal dirumah. Di jalan, pabrik, maupun keramaian kota bukanlah tempatku. Jikapun harus keluar, kami diharuskan menutup aurat, tetapi realitanya hawa telah lebih dari seharusnya !!

Adam...
Mengapa kau biarkan hawa jadi begini? Memikul tanggung jawab sebagai ibu, guru, polisi. Kami ke sawah memikul parang dan cangkul sementara kau duduk diam saja. Ada di antara kaummu yang tidak bekerja, pengangguran kelas berat yang hanya bermalas-malasan, dan hanya mengandalkan kaumku untuk hidup dan bersenang-senang dengan Hawa lainnya. Kami Siti Hawa harus menjadi seorang buruh, seorang babu di negeri orang untuk mencukupi kebutuhanmu dan anak-anakmu.

Adam...
Marahkah dirimu jika aku katakan kau adalah pengecut yang tidak bertanggung jawab. Kamu bilang Hawa memang ngeyel, tidak mau dengar nasihat, kepala batu !. Seharusnya tanyakan pada dirimu sendiri. Apakah didikanmu terhadapku sudah sama seperti Nabi Muhammad SAW terhadap istri-istrinya? Adakah akhlak Adam bisa dijadikan contoh bagi para Hawa?

Adam...
Kamu adalah "imam" sedangkan kaumku adalah"makmum"mu, aku adalah pengikutmu, karena kamu adalah ketuaku. Jika kau benar, maka benarlah aku. Jika kau lalai, maka lalailah aku. Bimbinglah aku untuk menyelami kalimat Allah, dengarkan aku kalimat syahdu dari Tuhan mu agar terangi kehidupanku. Tiupkanlah ruh jihad ke dadaku agar aku menjadi mujahidin kekasih Allah. Adam,malulah pada dirimu sendiri jika kamu masih gentar mencegah mungkar.


0 komentar:

Post a Comment

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

About

Popular Posts

Powered by Blogger.

Followers

BTemplates.com

Pages

Blogroll

Blogroll

About

Copyright © Fitri Story Corner | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com